4.1. Teori – Teori dan Struktur Atom
Konsep
atom sudah dikenal sejak peradaban Yunani (500 SM). “Atom” berasal dari bahasa
Yunani, yaitu atomos, yang berarti tidak dapat dibagi. Menurut filosof
Yunani, atom dianggap sebagai partikel sangat kecil yang tidak dapat diurai
lagi. Sayangnya, tidak ditemukan data atau eksperimen yang dapat menjelaskan
pemikiran tersebut.
Pada
tahun 1803, John Dalton menjelaskan postulat mengenai teori atom berdasarkan
pemikiran kuno tersebut. Postulat teori atom Dalton berbunyi :
- Atom adalah zat yang terdiri dari bagian terkecil yang tidak dapat diurai
- Semua atom pada unsur yang sama bersifat identik, tetapi atom – atom yang berasal dari unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
- Senyawa kimia terbentuk dari atom – atom dengan jumlah perbandingan tertentu
- Reaksi kimia terjadi karena adanya perubahan susunan atom dari satu kombinasi menjadi kombinasi yang lain. Sifat individu atom sendiri tidak mengalami perubahan.
Postulat
Dalton ini bertahan selama hampir seratus tahun. Kunci keberhasilan teori ini
adalah adanya konsep yang menjelaskan bahwa tiap unsur memiliki atom dengan
karakteristik massa tertentu.
Menjelang
akhir 1800, teori atom Dalton mulai diragukan karena adanya penemuan sinar X
(1895), radioaktifitas (1896), elektron (1897), dan unsur radium (1898).
Penemuan – penemuan tersebut menunjukkan bahwa atom merupakan struktur yang
sangat rumit, yang tersusun dari partikel – partikel sub atom. Rutherford dkk
menemukan bahwa zat – zat radioaktif dapat menghasilkan tiga macam radiasi,
yaitu radiasi yang bersifat positif (disebut partikel a),
negatif (b) dan netral (g).
Dengan dibuktikan bahwa suatu unsur dapat menghasilkan tiga macam radiasi yang
berbeda sifat, maka teori atom Dalton tidak dapat diikuti lagi.
Pada
tahun 1911, Rutherford menggambarkan atom sebagai suatu partikel bulat dengan
suatu pusat kecil yang disebut sebagai inti
atom (nucleus). Karena inti atom
menolak partikel a, maka inti atom
bermuatan positif. Elektron dibayangkan berada di luar inti, membentuk
permukaan luar dari atom. Penelitian modern kemudian menunjukkan bahwa atom
terbagi atas tiga macam partikel, yaitu proton,
neutron, dan elektron.
Tabel 4.1
Partikel – partikel atom
|
Massa
|
Muatan
|
||
gram
|
s m a
|
Coulomb
|
unit muatan elektronik
|
|
Proton
|
1,67 x 10-24
|
1,007276
|
+ 1,602 x 10-19
|
+1
|
Neutron
|
1,67 x 10-24
|
1,008665
|
0
|
0
|
Elektron
|
9,11 x 10-28
|
0,000549
|
- 1,602 x 10-19
|
-1
|
Proton
dan neutron membentuk inti. Karena proton bermuatan positif dan neutron tidak
bermuatan, maka inti atom bermuatan positif. Banyaknya proton dalam inti
disebut sebagai proton number (nomor proton) atau atomic number (nomor
atom). Tiap unsur memiliki nomor atom yang berbeda – beda, contohnya karbon
(C),memiliki nomor atom 6, nitrogen (N) memiliki nomor atom 7, oksigen (O)
memiliki nomor atom 8, dll. Sampai dengan unsur bernomor atom 20, jumlah proton
dan neutron dalam inti sama. Di atas nomor atom 20, jumlah neutron umumnya
lebih besar dari pada jumlah proton. Misalnya, timbal (Pb) dengan jumlah proton
82, memiliki 125 neutron dalam inti. Banyaknya proton dan neutron dalam inti
disebut nucleon number (nomor inti) atau mass number (nomor
massa).
Elektron
digambarkan mengelilingi inti atom menurut lintasan tertentu. Karena letaknya
di luar, maka elektron – elektron inilah yang berperan ketika unsur – unsur
mengalami reaksi atau membentuk ikatan. Susunan elektron di dalam atom
menentukan sifat dari unsur yang bersangkutan.
4.2. Konfigurasi Elektron
Elektron
tersusun dalam kulit – kulit (n)
yang dapat dinyatakan dalam huruf kapital, yaitu K, L, M, N, O, … atau angka,
yaitu 1, 2, 3, 4, 5, … . Tiap kulit memiliki sub – sub kulit yang dinyatakan
dengan huruf, yaitu s, p d, f. Dalam sub – sub kulit terdapat ruang (orbital)
yang dapat menampung elektron dengan kapasitas tertentu.
Tabel 4.2.
Sub – sub kulit dan kapasitas elektron di dalamnya
Sub
kulit
|
Jumlah
ruang
(orbital)
|
Kapasitas
elektron
|
S
|
1
|
2
|
P
|
3
|
6
|
D
|
5
|
10
|
F
|
7
|
14
|
Elektron diisikan pada ruang – ruang (orbital) dengan
energi yang terendah lebih dulu. Sistem pengisian elektron
berdasarkan tingkat energi ini disebut sebagai Azas Aufbau.
Menurut
Pauli, dalam satu orbital, tidak boleh diisi oleh elektron dengan arah putaran
(spin) yang sama. Aturan ini disebut
sebagai Prinsip Eksklusi Pauli, yang
membatasi jumlah elektron dalam satu orbital maksimal adalah dua.
Selain dua aturan di atas, dalam pengisian elektron pada
orbital juga berlaku Aturan Hund,
yaitu
- Elektron yg masuk ke dalam sub kulit yg memiliki lebih dari 1 orbital, disebarkan terlebih dahulu pada orbital – orbital yg tk. energinya sama, dengan spin yg searah
- Posisi orbital setengah penuh atau penuh lebih stabil
Penulisan
konfigurasi elektron dilakukan sebagai berikut :
1.
Unsur Cl (nomor atom 17)
Jumlah elektron = 17
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p5
2.
Ion Fe3+ (nomor atom 26)
Karena ion bermuatan +3 à
kehilangan 3 elektron à hanya 23
elektron yang terlibat dalam konfigurasi
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
3.
Ion F- (nomor atom 9)
Karena ion bermuatan -1 à
bertambah 1 elektron à ada 10
elektron yang terlibat dalam konfigurasi
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2
2p6
4.
Unsur Ar (nomor atom 18)
Jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6
Catatan :
v Ion
positif terjadi apabila suatu unsur melepaskan elektron à
jumlah elektron dalam konfigurasi lebih sedikit daripada jumlah elektron pada
nomor atom
v Ion
negatif terjadi apabila suatu unsur menerima elektron à
jumlah electron dalam
konfigurasi lebih banyak daripada jumlah elektron pada nomor atom
v Suatu
unsur membentuk ion positif atau negatif agar memiliki konfigurasi seperti gas
mulia
v Gas
mulia memiliki konfigurasi dengan orbital penuh, umumnya berakhir pada orbital np6,
kecuali unsur He (konfigurasi elektron = 1s2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar